Thursday, November 20, 2008

PUTUS!!

Suatu siang, Papa menelpon dari lokasi kerjanya. Setelah beberapa saat berbicara dengan bunda, Rasyid datang dan seperti biasa langsung berusaha merebut handphone "Acid ngomong duyu sama papa Adi", kalau sudah begitu tidak bisa ditolak. Selang beberapa saat setelah berbicara dengan papanya saya menawarkan Rafi untuk berbicara juga dengan papanya. Rafi gak pake basa basi, dia langsung bilang "papa dak usah kija (kerja), papa puyang (pulang) aja, di bekaci (bekasi) aja papa Adinya". Papanya kemudian menjelaskan bla...bla...bla...mengapa harus kerja...tapi sepertinya Rafi tidak terima, entah tidak terima atau tidak mengerti...kemudian ia berteriak "Daaakk..dak usah kiijaaa, dak mau!!! Putus!!!" Waduuuhhhh...saya jadi bingung...putus apanya nih??? Putus aja telponnya, atau putusin aja hubungan kerjanya, atau putus hubungan????

Heehhhhh....ada-ada aja....

Better Day!


Memang suasana hati kita sangat mempengaruhi sikap anak. Sudah beberapa kali saya perhatikan, setiap kali mood saya sedang jelek, anak2 jadi rewel, sulit diatur, dan banyak lagi tingkah polah lainnya yang hanya membuat kita jadi tambah kesal. Mungkin karena mereka merasa tidak mendapatkan perhatian yang layak, atau setiap tindakannya selalu direspon dengan alis yang berkerut (tidak senang).


Anak-anak paling cepat memahami bahasa tubuh orang tuanya, terutama ibunya atau orang terdekatnya (pengasuh, dll). Saat seorang ibu tersenyum lebar, bahagia, menatap anak-anak mereka dengan mata yang berbinar, hal ini ditangkap oleh anak sebagai sinyal positif bagi merka. Mereka merasa menjadi seseorang yang bisa menyenangkan ibunya, membuat ibunya tertawa dan bangga. Mereka merasa dicintai, dihargai, dan diperhatikan. Perasaan yang positif ini menjadikan anak merasa aman dan nyaman dengan lingkungannya, sehingga anak bertingkah menyenangkan serta bisa diajak bekerja sama.


Sepertinya itu yang saya alami hari ini. Rafi dan Rasyid sangat menikmati hari mereka, begitu juga saya. Tidak ada perilaku yang menjengkelkan, memang sesekali pasti ada saja adegan berebut mainan, tapi karena sikap saya ketika menghadapi mereka cukup tenang, hal itu tidak menjadi masalah besar.


Anak-anak benar-benar butuh dicintai, dihargai, dan diperhatikan. Jika ketiga hal tersebut bisa kita penuhi dengan baik, mudah-mudahan mereka tumbuh menjadi individu-individu yang sehat (fisik maupun mental), kuat, percaya diri, dan bermoral baik. Mudah-mudahan Rafi dan Rasyid selalu merasa dicintai, dihargai, serta diperhatikan oleh kedua orangtuanya, karena kami akan selalu berusaha berbuat demikian meski sangat jauuuuuuh dari sempurna.